Saturday 26 April 2008

Tragedi LCD

Senin, 17 Maret 2008

Hari ini saya baru saja mencoba mencari penyelesaian atas “terlukanya” laptop saya, akibat ulah saya sendiri. Saya telah menghancurkan LCD laptop saya, Toshiba Tecra 8100. Saya menghancurkan LCD tersebut dengan menginjaknya. Luar biasa gila dan idiot. Gila, karena saya tahu LCD pasti akan pecah jika diinjak. Idiot, karena saya tahu bahwa laptop tersebut bukan milik saya pribadi, melainkan milik oom saya. Walhasil, saya harus membawanya ke salah satu mall yang cukup dikenal di Surabaya sebagai pusat perbelanjaan dan service komputer.

Sebetulnya, tragedi pecahnya laptop tersebut tidak perlu terjadi (malah saya berharap kejadian ini cuman mimpi) jika saya mampu mengerem emosi.

Alkisah, saya memang sedang sibuk menyelesaikan skripsi, termasuk di dalamnya adalah kesibukan saya untuk pulang pergi Surabaya-Malang. Dengan demikian, saya saat ini benar-benar terobsesi dengan laptop. Quite simple, saya hanya ingin mengetik dan menyimpan datanya dalam komputer. Rasa lelah dan kusut, membuat saya terkadang ingin segera melepas seluruh tubuh dan melemparkannya satu per satu ke matras. Tapi, itu harus ditunda selalu ada yang penting … NGETIK !!!

Di sinilah awal bencana itu. Sepulang dari Malang, saya menyalakan laptop … alamak laptop tersebut tak mau menyala. Tapi ini bukan pertama kalinya, beberapa bulan lalu ketika saya menerima laptop ini dari oom saya, laptop ini menunjukkan hal serupa. Tidak mau boot-up. Beberapa bulan lalu pula, hal ini bisa diatasi dengan mudah, yakni dengan memijit atau menggoyangkannya. Tapi sayang, resep tersebut kali ini tidak manjur …

Berbekal rasa lelah, jengkel, sedih dan khawatir, saya melampiaskan rasa marah dengan melemparkannya ke atas matras. Blip … menyala. Hooray ! Saya pun mencoba mengetik dan menyimpan data. Tak ada masalah. Berhubung saya mulai lelah, laptop di-shutdown, dan saya perlu meletakkan kepala saya di atas bantal. Sedikit banyak, sebelum tidur saya sudah tenang.

Beberapa jam kemudian, laptop harus saya nyalakan, karena saya hendak memulai aktivitas saya kembali. Dan … laptop ini tidak mau boot-up kembali. Berbagai “resep” dicoba namun tak kunjung memberikan hasil. Dirundung rasa jengkel, marah dan lelah, saya men-shutdown laptop, menutupnya dan kemudian … saya menginjaknya … Benar-benar fantastis … ketika kemudian terdengar bunyi KRACK.

Ketika sudah cukup puas melakukan anarkisme, saya hanya terpikir untuk mengeluarkan data yang ada dalam harddisk. Karena tidak memiliki bekal pengalaman yang cukup untuk meng-oprek laptop, saya merencanakan untuk membawanya esok hari (hari ini, red). Jelas, hari itu adalah hari yang tidak terlalu buruk, karena saya memang belum menerima kabar buruknya …

Dan akhirnya beberapa saat lalu, saya baru saja membawa laptop tersebut ke dalam salah satu counter perbaikan laptop. Melalui tahap konsultasi, akhirnya saya sepakat untuk membeli harddisk case untuk harddisk laptop saya seharga Rp. 50.000,00. Alhamdulillah data saya nggak ilang. Saya pun mencoba mengorek-ngorek informasi, berapa sih harga LCD Toshiba Tecra 8100. Si teknisi menjawab, “Sekitar Rp. 600 ribu sampai dengan Rp. 750 ribu, Mas !”. Saya pun dengan sedikit terperangah menjawab, “Oh !”.

Sejenak, saya jadi berpikir, “Gawat juga nih kalau oom saya mau ngambil laptop-nya untuk keperluan kantor atau keperluan mendesak lain.”. Dan betapa lebih terkejutnya saya, ketika masih berada di counter tersebut mencoba menyalakan laptop tanpa harddisk. Ternyata … laptop boot-up … Aduhai, makin lemaslah saya menghadapi retakan LCD yang baru saja saya hancurkan secara fantastis (Atau idiot sih ?).

Teknisi dan saya, kemudian saling berpandangan sejenak. “Yah, begitulah Toshiba Tecra 8100 itu Mas. “Penyakit”-nya, ya memang begitu itu. Kadang boot-up, kadang nggak. Mas sendiri juga … kenapa juga Mas emosi kemarin. Mas sendiri kan tau, kalo sesuatu rusak mestinya diperbaiki, bukan tambah dibanting, apalagi … DIINJAK.”. Saya pun jadi tercekat, apa yang baru saja dikatakan teknisi muda tersebut memang benar.

Lodeh sudah menjadi gudeg. Saya belum mempunyai cukup uang untuk memperbaiki laptop ini secara keseluruhan. Jadi, kalau anda mau menyumbangkan LCD Toshiba Tecra 8100 kepada saya, saya akan sangat berterima kasih. Lho, kok jadi acara charity, hehehehe … just kidding … Saya jadi menarik banyak pelajaran melalui pengalaman gila ini. Berikut list pelajaran itu ;

1. Amarah memang hanya menimbulkan rasa malu dan penyesalan.
2. Saya jadi tahu, bahwa hal-hal elektronis tidak dapat dihadapi secara anarkis. Namun harus dihadapi dengan kesabaran, logis dan sistematis.
3. Saya jadi tahu “penyakit” kambuhan Toshiba Tecra 8100 … gagal boot-up.
4. Saya jadi tahu bahwa RAM maksimum Tecra 8100 hanya mencapai 256MB
5. Saya jadi tahu beberapa list harga komponen Tecra 8100, di antaranya DVD Combo drive baru mencapai Rp. 350 ribu. Harga harddisk 20GB ukuran 2,5 inch mencapai Rp. 325 ribu. Harga LCD Tecra 8100 mencapai Rp. 750 ribu. Dan USB harddisk case ukuran 2,5 inch seharga Rp. 50 ribu.

Jadi, seiring dengan tetesan air mata ketika saya menulis catatan ini di laptop saya yang berhasil boot-up, namun LCD-nya babak belur alias pecah-pecah alias terdapat lubang hitamnya … saya menghimbau anda … JANGAN INJAK LAPTOP ANDA walaupun anda dan atau laptop anda sedang didera masalah. Jika laptop anda rusak, segera bawa ke teknisi di kota anda … bukan dibanting, dibakar apalagi diinjak, meniru saya …

Salam, hiks … hiks …

No comments: